Sistem
ekonomi adalah suatu proses yang menyebabkan pendapatan yang berdampak
pada kehidupan masyarakat baik dalam jangka panjang maupun jangka
pendek.
Dari
definisi diatas memiliki beberapa sifat penting yaitu; i) suatu proses,
yang merupakan perubahan yang terjadi secara terus menerus, ii) sesuatu
yang dapat merubah tingkat penghidupan masyarakat. Pendapat lain juga menegaskan bahwa sistem ekonomi adalah cara suatu bangsa atau negara dalam menjalankan perekonomianya.
Jadi, sistem ekonomi indonesia bisa diartikan sebagai bagaimana
masyarakat memperoleh pendapatan untuk menjaga kelangsungan hidupnya
dalam jangka waktu lama dan pendek. Sistem perekonomian Indonesia dibuat
oleh kebijakan pemerintah untuk menjaga kestabilan perekonomian dalam
negeri agar mencapai kemakmuran yang sejahtera. Mari kita melihat track record perekonomian Indonesia di mulai sejak jaman orde lama setelah kemerdekaan sampai dengan jaman reformasi.
Perekonomian Indonesia pasca kemerdekaan
masih sangat terpuruk karena masih dalam tahap berkembang setelah
kekuasaan penjajah usai, namun keterpurukan perekonomian pada masa itu
banyak di sebabkan oleh antara lain: terjadinya inflasi yang tinggi,
adanya blokade Belanda agar perdagangan luar negeri Indonesia tertutup,
kas negara kosong, serta eksploitasi besar-besaran oleh penjajah
Belanda.
Inflasi pada saat itu mungkin disebabkan
karena beredarnya lebih dari satu mata uang secara tidak terkendali.
Dalam hal ini kelompok yang paling di rugikan adalah petani, karena pada
saat itu kelompok petanilah yang menjadi produsen dengan banyak
menyimpan mata uang Jepang. Ke tiga mata uang tersebut ialah De Javasche
Bank, Hindia Belanda, dan Jepang. Sampai pada akhirnya pemerintah
Indonesia mengeluarkan ORI (Oeang Rakyat Indonesia) pada tanggal Oktober
1946 sebagai pengganti mata uang Jepang serta usaha untuk mengatasi
inflasi. Dalam studi ekonomi kasus seperti ini dapat menyebabkan
terjadinya inflasi karena semakin banyak uang beredar di masyarakat akan
mempengaruhi kenaikan tingkat harga, apa lagi dengan adanya 3 mata uang
yang beredar.
Memasuki
tahun 1950an setelah masa krisis pasca kemerdekaan tersebut Indonesia
mencoba untuk berkembang dalam sistem perekonomiannya menjadi Demokrasi Liberal.
Pada masa ini pemerintah mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang
berdasarkan prinsip-prinsip liberal, namun semua kebijakan pada masa itu
malah memperparah perekonomian. Karena rakyat pribumi masih kalah saing
oleh rakyat non pribumi, terutama rakyat Cina. Sampai akhirnya
pemerintah mengeluarkan upaya untuk mengatasi keterpurukan itu dengan
berbagai kebijakan-kebijakan yang di buat seperti: gunting sjafruddin
(pemotongan nilai uang), program benteng, menasinoalisasi De Javasche
Bank menjadi Bank Indonesia, sistem ekonomi Ali-Baba, serta pembatalan
sepihak hasil KMB. Semua kebijakan itu cukup membuat perekonomian pada
masa itu sedikit membaik.
Seiring berjalannya waktu, pada tahun 1959 Indonesia menjalankan sistem perekonomian demokrasi terpimpin
yang di tandai dengan keluarnya Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Banyak
kebijakan-kebijakan yang di buat pada masa itu, pemerintah mengharapkan
akan mencapai kemakmuran serta kesejahteraan. Namun, kebijakan-kebijakan
tersebut belum mampu memperbaiki keadaan ekonomi Indonesia.
Kebijakan-kebijakan moneter yang mengalami kegagalan tersebut yaitu:
devaluasi menurunkan nilai uang dan pembentukan deklarasi ekonomi.
Mungkin pada masa itu kebijakan-kebijakan tersebut gagal dikarenakan
banyaknya faktor salah satunya yaitu: banyaknya proyek-proyek mercusuar
dan juga akibat adanya pergolakan dengan negara tetangga Malaysia dan
negara-negara Barat.
Setelah
mengalami pasang surut terlebih banyak terpuruknya perekonomian pada
masa kekuasaan presiden Soekarno. Hingga akhirnya Soekarno turun dari
tahta kepemimpinan yang di gantikan oleh Suharto, oleh Suharto semua
kebijakan untuk pembangunan nasional, politik, serta ekonomi dibenahi,
sistem perekonomian ini biasa disebut sistem perekonomian orde baru.
Pada awal orde baru, stabilisasi ekonomi dan politik menjadi prioritas
utama. Program pemerintah berorientasi pada usaha pengendalian inflasi.
Dalam jangka waktu tersebut, ekonomi Indonesia berkembang pesat meskipun
dalam praktiknya ini terjadi bersamaan dengan praktik korupsi yang
merajalela. Selain itu, kesenjangan antara rakyat kaya dan miskin juga
semaki lebar.
Kelebihan
sistem perekonomian orba adalah berkembangnya GDP per kapita Indonesia
yang pada tahun 1968 hanya AS$70 dan pada 1996 telah mencapai lebih dari
AS$ 1.000. Bahkan nlai tukar rupiah menguat dibandungkan dengan faluta
asing seperti Jepang. Namun, walaupun banyak kemajuan yang diakibatkan
kebijakan yang dikeluarkan pemerintahan orba ada juga kekurangannya,
diantaranya: banyaknya korupsi, kolusi, dan nepotisme, pembangunan
Indonesia tidak merata, bertambahnya kesenjangan sosial, serta kebebasan
berpendapat yang dibatasi.
Masyarakat Indonesia akhirnya menekan presiden Soeharto untuk lengser
dari jabatannya, kelompok yang paling berperan adalah mahasiswa.
Setelah banyak terjadi kerusuhan di mana-mana di Jakarta sampai akhirnya
mahasiswa berhasil menduduki gedung DPR. Akhirnya presiden yang telah
menjabat ±32 tahun itu pun lengser pada tahun1998, dan usailah sistem perekonomian orde baru berganti menjadi sistem perekonomian reformasi.
Pada masa reformasi perekonomian Indonesia berangsur membaik, harga-harga barang pokok juga kembali normal. Perkembangan
di era Reformasi ini merupakan suatu bentuk perbaikan di segala bidang
sehingga belum menemukan suatu arah yang jelas. Pembangunan masih tarik
menarik mana yang harus didahulukan. Namun setidaknya reformasi telah
membawa Indonesia untuk menjadi lebih baik dalam merubah nasibnya tanpa
harus semakin terjerumus dalam kebobrokan moral manusia-manusia
sebelumnya.
Lalu
bagaimana nasib perekonomian di tahun 2012?? Menurut berita yang saya
kutip dari antaranews.com. Tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia
sepanjang 2011 mencapai 6,5% dengan inflasi sebesar 3,79% dapat
menjadikan perekonomian Indonesia tahun 2012 akan lepas landas,
serta rasio utang terhadap PDB sebesar 0,25%, cadangan devisa 110 miliar
dolar AS, bunga dasar 6% dan defisit anggaran kurang dari 2% terhadap
PDB. Ini memasukan Indonesia dalam anggota G-20 (negara-negara dengan
volume ekonomi terbesar di dunia). Serta dalam berita itu di lansir
bahwa warga miskin di Indonesia mengalami penurunan dari 36,1 juta jiwa
menjadin 29,9 juta jiwa. Tetapi menurut saya kebijakan pemerintah saat
ini belum menuntaskan permasalahan kemiskinan serta pengangguran di
Negeri ini, mungkin saya rasa kepemimpinan pemerintahan sekarang gagal karena masih terlalu lebar jarak kesenjangan sosial antara si kaya dan si miskin. Mungkin ini dikarenakan dana untuk merencanakan kebijakan perekonomian malah di selewengkan oleh pihak yang haus akan nafsu materi,
jika begimi bagaimna nasib rakyat akan sejahtera? Apa lagi akhir-akhir
ini sudah sering diperbincangkan BBM akan naik, apakah ini murni akibat
krisis timur tengah atau ada unsur politik yang menunggangi? Mari kita
lihat saja bagaimana perkembang ekonomi Indonesia selanjutnya.
Sumber
http://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi_Indonesia
http://andreaspaka.wordpress.com/2011/04/13/sistem-ekonomi-indonesia-orlam-orba-%E2%80%93-reformasi/
http://www.sarjanaku.com/pengertian-sistem-ekonomi-tradisional.html
http://www.antaranews.com/berita/293176/ekonomi-indonesia-2012-siap-tinggal-landas
0 komentar:
Posting Komentar